Gentra.id– Sukatani kembali menunjukkan eksistensinya dengan ngerilis single terbaru berjudul “Tumbal Proyek”. Duo punk new wave asal Purbalingga, Jawa Tengah ini lagi-lagi ngangkat kritik sosial yang pedes dalam karya terbaru mereka. Single ini resmi rilis pada Minggu, 20 April 2025 lewat label Avant Gardent Records.
Menariknya, “Tumbal Proyek” juga jadi tanda kembalinya Novi (Twister Angel, vokalis) dan Al (Alectroguy, gitaris). Pihak tertentu sempat membungkam dan menekan Sukatani soal karya mereka pada Februari lalu. Tapi mereka ngebuktiin, semangat mereka sama sekali gak luntur, malah makin panas!
Kolaborasi Bareng Seniman Jalanan
Buat memperkuat pesan visual, Sukatani gandeng Gindring Waste. Seniman jalanan asal Magelang ini menciptakan ilustrasi horor yang sarat kritik sosial. Sukatani mempercayakan Gindring untuk mengerjakan artwork “Tumbal Proyek”. Ssekaligus meneruskan semangat visual keras dan simbolik yang sudah melekat pada identitas mereka. Artwork-nya? Gahar parah, cocok banget sama semangat lagunya.
Sebelum rilis single ini, Sukatani udah sempet comeback panggung di event Crowd Noise Vol.1. Di Gedung Korpri, Slawi, Jawa Tengah, tanggal 23 Februari 2025 kemarin. Meskipun sempat ditekan habis-habisan, mereka menunjukkan di sini.
“Kami masih berdiri. Kami tetap teriak!”
“Tumbal Proyek” – Teriakan Untuk Mereka yang Ditumbalkan
“Tumbal Proyek” melanjutkan ciri khas Sukatani. Yakni lirik tajem, musik keras, tapi pesan dalem. Dengan gaya post-punk yang galak. Lagu ini ngangkat isu tentang rakyat kecil yang sering jadi korban proyek-proyek gede atas nama pembangunan.
Bocoran video mereka menampilkan sebagian lirik “Tumbal Proyek” yang berbunyi:
“Kami hanya angka dalam laporan,
Kami cuma tumbal proyek kalian…”
Vibes-nya? Gak cuma sekadar musik, tapi kayak tamparan keras buat yang selama ini pura-pura gak lihat realita. Sukatani konsisten: mereka gak sekadar nyanyi, tapi juga ngajak mikir. Lewat “Tumbal Proyek”, mereka ngingetin kita bahwa pembangunan itu seharusnya buat semua, bukan buat ngorbanin yang lemah. Musik mereka jadi suara buat yang sering dilupain.
Fans di Tegal tetap memberikan dukungan penuh kepada Sukatani meskipun mereka tidak membawakan lagu kontroversial “Bayar Bayar Bayar”. Sorak-sorai penonton buktiin: suara Sukatani adalah suara banyak orang.
Sukatani udah janji: mereka bakal terus ngebahas isu sosial lewat karya. “Tumbal Proyek” baru permulaan. Mereka siap tempur buat terus jadi pengingat bahwa musik bukan cuma buat joget, tapi juga buat melawan ketidakadilan.