Langkah Karinding Sadulur ke Eropa Tertahan Minimnya Dukungan

Sabtu, 2 Agustus 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kelompok seni etnik Karinding Sadulur asal Tasikmalaya. (foto: istimewa)

i

Kelompok seni etnik Karinding Sadulur asal Tasikmalaya. (foto: istimewa)

Gentra.id– Kelompok seni etnik asal Tasikmalaya, Karinding Sadulur, kembali gagal. Gagal mewujudkan impian tampil di Festival Internasional Le Rêve de l’Aborigène di Airvault, Prancis. Keterbatasan dana membuat rencana keberangkatan mereka tertunda untuk keempat kalinya sejak pertama kali menerima undangan resmi dari panitia festival.

Karinding Sadulur telah menerima undangan sebagai delegasi budaya Indonesia untuk tampil di ajang internasional. Menampilkan karya musik tradisional berbasis warisan leluhur dan kearifan lokal. Namun, hingga mendekati hari pelaksanaan, kelompok ini belum memperoleh dukungan pendanaan yang cukup untuk menutupi biaya perjalanan dan logistik.

Sejak awal tahun, Karinding Sadulur bersama promotor budaya RANAGARA telah melakukan berbagai upaya. Mulai dari penggalangan dana hingga mengajukan dukungan ke berbagai pihak. Sayangnya, mereka belum berhasil memperoleh bantuan yang memadai.

“Kami tidak hanya ingin tampil di luar negeri, tapi juga menyampaikan pesan budaya Nusantara ke dunia. Tantangannya masih besar, terutama dalam hal pendanaan,” ujar Fiona Callaghan, selaku Promotor Budaya dari RANAGARA.

Fiona menegaskan bahwa perjuangan ini bukan akhir dari segalanya. Ia menyebut Karinding Sadulur sebagai bagian dari proses panjang pelestarian budaya. Budaya yang akan terus mencari jalan agar suara budaya Sunda bisa terdengar hingga ke mancanegara.

Kegagalan berangkat ke Prancis tidak membuat semangat para personel Karinding Sadulur padam. Edoy Ngalagena, penggagas utama Karinding Sadulur, menyampaikan bahwa kelompoknya akan terus bergerak dan berkarya. Meski belum bisa tampil secara internasional tahun ini.

“Panggung sebenarnya adalah ketika kita terus bergerak, berjuang, hidup, dan tidak berhenti berkarya,” tegas Edoy.

Karinding Sadulur dan RANAGARA menyampaikan apresiasi kepada berbagai pihak yang telah memberikan dukungan dalam bentuk doa, semangat, dan bantuan materi. Mereka juga menegaskan komitmen untuk terus memperkenalkan budaya Sunda ke kancah global melalui musik Karinding.

 

Follow WhatsApp Channel gentra.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Kecaman Santri Kepada Trans7 Mengalir Hingga Tasikmalaya
KPAD Dorong Pesantren Ramah Anak di Bungursari
Hotel Cordela Suites Tasikmalaya Bantu Atasi Krisis Darah di Priangan Timur
LMS 2025 Bahas Strategi Ketahanan dan Inovasi Media Lokal
Dari Ruang Kecil ke Gerakan Besar: Pers Mahasiswa Priangan Timur Bersatu di APM Priatim
Riset Gentra Data: 57,9 Persen Percakapan Publik soal MBG Bernada Negatif
Tuntut Kesejahteraan Jeritan Guru Madrasah Menggema di Jalanan
Alarm dari Tasikmalaya : MBG Bergizi di Atas Kertas Bermasalah di Lapangan

Berita Terkait

Kamis, 16 Oktober 2025 - 11:59 WIB

Kecaman Santri Kepada Trans7 Mengalir Hingga Tasikmalaya

Rabu, 15 Oktober 2025 - 22:11 WIB

KPAD Dorong Pesantren Ramah Anak di Bungursari

Rabu, 8 Oktober 2025 - 20:41 WIB

LMS 2025 Bahas Strategi Ketahanan dan Inovasi Media Lokal

Selasa, 7 Oktober 2025 - 16:16 WIB

Dari Ruang Kecil ke Gerakan Besar: Pers Mahasiswa Priangan Timur Bersatu di APM Priatim

Jumat, 3 Oktober 2025 - 11:29 WIB

Riset Gentra Data: 57,9 Persen Percakapan Publik soal MBG Bernada Negatif

Berita Terbaru

Aksi Forum santri Tasikmalaya kecam Tayangan stasiun televisi Trans7 (foto: Ali)

Berita

Kecaman Santri Kepada Trans7 Mengalir Hingga Tasikmalaya

Kamis, 16 Okt 2025 - 11:59 WIB

Monitoring dan evaluasi Program Pesantren Ramah Anak (PRA) (Foto: gentra.id)

Berita

KPAD Dorong Pesantren Ramah Anak di Bungursari

Rabu, 15 Okt 2025 - 22:11 WIB

(foto: ilustrasi)

Artikel

Gap Year Bukan Tentang Berhenti, Tapi Tentang Bertumbuh

Senin, 13 Okt 2025 - 23:59 WIB