Alarm dari Tasikmalaya : MBG Bergizi di Atas Kertas Bermasalah di Lapangan

Jumat, 26 September 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Aktivis Mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menggelar aksi unjuk rasa terkait polemik Makanan Bergizi Gratis (MBG) di depan Kantor DPRD Kota Tasikmalaya, Kamis, 25 September 2025 (foto : Alfi/Gentra.id)

i

Aktivis Mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menggelar aksi unjuk rasa terkait polemik Makanan Bergizi Gratis (MBG) di depan Kantor DPRD Kota Tasikmalaya, Kamis, 25 September 2025 (foto : Alfi/Gentra.id)

Tasikmalaya – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digadang-gadang pemerintah sebagai solusi gizi pelajar justru meninggalkan persoalan serius. Dari distribusi yang timpang, pekerja yang terpinggirkan, hingga kasus keracunan massal, program bernilai Rp71 triliun pada 2025 ini dipertanyakan efektivitasnya.

Ketimpangan Distribusi di Sekolah

Sejumlah mahasiswa melaporkan adanya ketidakadilan dalam distribusi program MBG. Beberapa sekolah mendapat jatah penuh, sementara lainnya terbengkalai.

“Ya, ada sekolah yang mendapat bagian penuh, ada yang terbengkalai, bahkan ada yang menerima makanan dengan kualitas dan kuantitas yang tidak sesuai standar. Hal ini jelas menyalahi prinsip keadilan dan merusak tujuan utama program,” kata Ardiana Nugraha selaku Ketua PMII Kota Tasikmalaya, Kamis, (26/9/2025).

Keluhan serupa juga datang dari orang tua siswa yang menilai menu MBG tidak sesuai standar gizi, bahkan kerap basi sebelum dikonsumsi.

Tasikmalaya Jadi Sorotan

Tasikmalaya menjadi salah satu titik paling parah dalam kasus keracunan massal akibat MBG. Data dari Perupadata mencatat, pada 30 April 2025, sekitar 400 pelajar di Kecamatan Rajapolah mengalami keracunan usai menyantap makanan MBG. Ratusan siswa dilarikan ke puskesmas dengan gejala muntah, mual, dan pusing.

Kasus itu dikategorikan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) dan dapur MBG Rajapolah sempat dihentikan sementara. Namun, kejadian serupa berulang di daerah lain.

Secara nasional, dalam kurun 8 bulan program berjalan, tercatat lebih dari 4.000 siswa keracunan MBG di berbagai daerah, termasuk Cianjur (78 siswa), Bandung (342), Bogor (223), Sragen (365), Lebong (467), hingga Situbondo (232).

Suara Keras Mahasiswa

Kondisi ini memantik kritik tajam dari mahasiswa. Mereka menilai MBG justru menjadi potret kegagalan pemerintah.

“Bagi PMII, persoalan MBG ini adalah potret kegagalan pemerintah dalam mengelola program rakyat. Alih-alih berpihak pada masyarakat, justru menjadi ladang proyek segelintir orang,” tegas Ardiana.

Selain itu, isu perburuhan juga menyeruak, banyak pekerja dapur MBG menerima upah rendah tanpa kepastian kerja.

“Perlakuan semacam ini adalah bentuk ketidakadilan dan pelecehan terhadap pekerja kecil,” jelasnya.

Desakan Evaluasi Total

Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menilai program MBG sebaiknya dihentikan sementara untuk evaluasi menyeluruh.

“Kami menilai bahwa program MBG ini harus dihentikan sementara, untuk adanya evaluasi total pelaksanaan program MBG di seluruh Indonesia. Karena korban sudah banyak yang berjatuhan,” kata Kepala Pusat Ekonomi Digital dan UMKM INDEF, Izzudin Al Farras, dikutip dari liputan6.com

Ia mengingatkan agar rencana ekspansi MBG pada RAPBN 2026 senilai Rp335 triliun tidak gegabah, sebelum ada perbaikan sistem pengawasan dan distribusi.

Alarm dari Tasikmalaya

Kasus di Tasikmalaya menunjukkan bahwa MBG tidak sekadar masalah teknis, tetapi juga menyangkut tata kelola, akuntabilitas, dan keberpihakan pemerintah pada rakyat.

Suara mahasiswa yang lantang menyoroti ketidakadilan distribusi, rendahnya kualitas makanan, hingga eksploitasi pekerja, menjadi alarm keras bahwa program sebesar MBG tidak boleh dikelola secara serampangan.

Tanpa perbaikan mendasar, program yang di atas kertas tampak bergizi ini akan terus menjadi masalah di lapangan, dengan siswa dan rakyat kecil sebagai korbannya.

Follow WhatsApp Channel gentra.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Rayakan Ulang Tahun yg ke 18 dengan Keberkahan: Plaza Asia Hadiahkan Umroh Gratis untuk Pelanggan Setia
POV Gen Z Tingkat Akhir Tentang Arti Someone to Talk
Sarasehan Kebangsaan Jadi Ruang Temu Polisi dan Masyarakat Sipil
Peluncuran APM Priatim Tegaskan Komitmen Kolaborasi Pers Kampus Priangan Timur
KPAD Dorong Pesantren Ramah Anak di Bungursari
Gap Year Bukan Tentang Berhenti, Tapi Tentang Bertumbuh
Hotel Cordela Suites Tasikmalaya Bantu Atasi Krisis Darah di Priangan Timur
Dari Ruang Kecil ke Gerakan Besar: Pers Mahasiswa Priangan Timur Bersatu di APM Priatim

Berita Terkait

Selasa, 4 November 2025 - 16:20 WIB

Rayakan Ulang Tahun yg ke 18 dengan Keberkahan: Plaza Asia Hadiahkan Umroh Gratis untuk Pelanggan Setia

Jumat, 31 Oktober 2025 - 21:06 WIB

POV Gen Z Tingkat Akhir Tentang Arti Someone to Talk

Senin, 27 Oktober 2025 - 18:16 WIB

Sarasehan Kebangsaan Jadi Ruang Temu Polisi dan Masyarakat Sipil

Minggu, 19 Oktober 2025 - 22:23 WIB

Peluncuran APM Priatim Tegaskan Komitmen Kolaborasi Pers Kampus Priangan Timur

Rabu, 15 Oktober 2025 - 22:11 WIB

KPAD Dorong Pesantren Ramah Anak di Bungursari

Berita Terbaru

Prodi Manajemen Mutu Halal Unsil  raih juara 1 dalam Lomba Karya Tulis Inovatif (LKTI) 2025 yang diselenggaran oleh BAPPEDA Kota Tanggerang (foto: gentra.id)

Artikel

Inovasi Manajemen Mutu Halal Unsil Raih Prestasi Nasional

Rabu, 12 Nov 2025 - 16:19 WIB