Batalnya Konser Hindia Picu Kekecewaan Publik Tasikmalaya

Jumat, 18 Juli 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Analisis Grafik Data sentimen publik pasca batanya konser Hindia (foto: gentra.id)

i

Analisis Grafik Data sentimen publik pasca batanya konser Hindia (foto: gentra.id)

Gentra.id– Pembatalan konser musik yang menghadirkan Hindia, Feast, dan Lomba Sihir di Tasikmalaya memicu gelombang kekecewaan publik yang masif di ruang digital. GentraData menunjukkan lewat riset sentimen publik bahwa mayoritas warganet merespons insiden ini secara negatif.

GentraData memantau berbagai platform media sosial dan mencatat bahwa 65% warganet menyampaikan kekecewaan serta kritik tajam. Sementara itu, 25% warganet mendukung langkah Kapolres Tasikmalaya Kota, dan 10% lainnya bersikap netral.

Hilmi Alawi dari Divisi Riset GentraData menjelaskan bahwa mayoritas masyarakat merasakan langsung dampak pembatalan konser tersebut.

“Narasi negatif yang mendominasi mencakup kekecewaan terhadap pembatalan artis. Kritik terhadap ormas penolak konser, serta kekhawatiran bahwa citra Tasikmalaya semakin memburuk,” ujarnya, Jumat (18/07/2025).

GentraData juga menganalisis bahwa sentimen publik banyak berkaitan dengan persepsi terhadap reputasi kota. Ribuan cuitan dan unggahan memuat kata kunci seperti “malu”, “tidak maju”, dan “intoleran”. Hal ini menunjukkan bahwa masalah ini tidak sekadar menyangkut konser, tetapi juga menyentuh isu citra daerah. Kebebasan berekspresi, serta ruang kreatif anak muda.

Sejumlah ormas memicu polemik setelah menuding adanya unsur “satanic” dalam musik para musisi, meskipun mereka tidak menyampaikan bukti konkret. Tuduhan ini memicu perdebatan antara kelompok konservatif dan masyarakat yang mendukung kebebasan berkreasi.

Di tengah polarisasi, sebagian publik tetap mengapresiasi peran Kapolres Tasikmalaya Kota, AKBP Moh. Faruk Rozi, yang dianggap mampu menjaga kondusivitas dan mengambil keputusan dengan pendekatan tegas namun humanis. Meskipun begitu, sentimen negatif tetap mendominasi percakapan publik.

“Pemerintah daerah dan semua pihak perlu mencatat hal ini,” katanya.

“Sentimen ini mencerminkan kekhawatiran generasi muda terhadap pembatasan ruang ekspresi. Serta dampaknya terhadap wajah kota mereka di mata publik nasional,” pungkasnya.

Follow WhatsApp Channel gentra.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Hotel Cordela Suites Tasikmalaya Bantu Atasi Krisis Darah di Priangan Timur
Dari Ruang Kecil ke Gerakan Besar: Pers Mahasiswa Priangan Timur Bersatu di APM Priatim
Riset Gentra Data: 57,9 Persen Percakapan Publik soal MBG Bernada Negatif
Tuntut Kesejahteraan Jeritan Guru Madrasah Menggema di Jalanan
Publik Geram, 56% Sentimen Negatif Hantam Hotel Amaris: Kebocoran Data Jadi Pemicu Utama
Alarm dari Tasikmalaya : MBG Bergizi di Atas Kertas Bermasalah di Lapangan
IMM Desak Pemkot Bentuk Komisi dan Lapangan Kerja Disabilitas
Langkah Karinding Sadulur ke Eropa Tertahan Minimnya Dukungan

Berita Terkait

Rabu, 8 Oktober 2025 - 20:47 WIB

Hotel Cordela Suites Tasikmalaya Bantu Atasi Krisis Darah di Priangan Timur

Jumat, 3 Oktober 2025 - 11:29 WIB

Riset Gentra Data: 57,9 Persen Percakapan Publik soal MBG Bernada Negatif

Rabu, 1 Oktober 2025 - 16:39 WIB

Tuntut Kesejahteraan Jeritan Guru Madrasah Menggema di Jalanan

Selasa, 30 September 2025 - 20:14 WIB

Publik Geram, 56% Sentimen Negatif Hantam Hotel Amaris: Kebocoran Data Jadi Pemicu Utama

Jumat, 26 September 2025 - 00:42 WIB

Alarm dari Tasikmalaya : MBG Bergizi di Atas Kertas Bermasalah di Lapangan

Berita Terbaru

(foto: ilustrasi)

Artikel

Gap Year Bukan Tentang Berhenti, Tapi Tentang Bertumbuh

Senin, 13 Okt 2025 - 23:59 WIB