Gen Z dan Second Account: Koneksi Antara Privasi dan Gejala Depresi?

Senin, 14 Oktober 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi Instagram.  (Foto: Gentra).

i

Ilustrasi Instagram. (Foto: Gentra).

Gentra.id-Di tengah maraknya penggunaan media sosial, Gen Z mengembangkan fenomena baru yang disebut ‘second account’ atau akun kedua, yang biasanya dibuat di platform seperti Instagram dengan tujuan berbeda dari akun utama mereka. Bagi banyak Gen Z, second account bukan hanya sekadar akun tambahan, tetapi sebuah ruang aman dan lebih privat di dunia digital yang serba terbuka.

Gen Z menggunakan second account karena berbagai alasan. Salah satu yang paling umum adalah keinginan untuk memiliki ruang yang lebih personal dan bebas dari sorotan yang mereka rasakan di akun utama. Di akun utama, mereka cenderung memposting konten yang lebih kurasi dan sesuai dengan ekspektasi sosial. Ada tekanan untuk menampilkan citra diri yang sempurna di hadapan keluarga, teman, atau kolega. Sedangkan di second account, mereka merasa lebih leluasa untuk menjadi diri sendiri, tanpa merasa harus tampil ideal.

Namun, fenomena ini memicu pertanyaan: apakah penggunaan akun kedua ini bisa menjadi sinyal potensi masalah kesehatan mental, seperti depresi?

Second Account dan Potensi Masalah Kesehatan Mental: Tanda Depresi atau Pelarian Sementara?

Seiring dengan meningkatnya penggunaan second account, muncul pertanyaan: apakah hal ini merupakan pelarian sementara dari tekanan sosial, atau justru tanda-tanda awal dari masalah kesehatan mental seperti depresi?

Seiring dengan banyaknya fenomena tersebut, berbagai penelitian telah mencoba menggali lebih dalam hubungan antara media sosial dan kesehatan mental, khususnya di kalangan Gen Z. Menurut laporan Royal Society for Public Health di Inggris, penggunaan media sosial telah terbukti meningkatkan risiko kecemasan dan depresi, terutama di kalangan gen z. Namun, apakah penggunaan second account juga memberikan sinyal serupa?

Pew Research Center melakukan survei yang menemukan bahwa lebih dari 40% remaja merasa tertekan di media sosial, yang menyebabkan kecemasan. Mereka merasa tertekan untuk menampilkan citra diri yang ‘sempurna’ dan takut menerima penilaian negatif dari orang-orang di sekitar atau pengikutnya. Akibatnya, banyak dari gen z memilih beralih ke second account untuk mengekpresikan segala hal yang ingin mereka lakukan tanpa memikirikan pandangan atau kritik dari orang lain.

Sejalan dengan hal tersebut, sebuah penelitian oleh American Psychological Association (APA) mendukung temuan ini. Penelitian tersebut menyatakan bahwa gen z yang cenderung menggunakan media sosial sebagai alat pelampiasan mengatasi perasaan stress atau kesepian memiliki kemungkinan lebih besar untuk terkena gejala depresi, terutama bagi mereka yang memiliki second account.

Mengapa Gen Z Memilih Second Account?

Ragam alasan diberikan terkait kenapa mereka memilih second account. Mulai dari ingin punya privasi, akun untuk stalking, lebih bebas bereskpresi, citra diri, hingga akun tempat menggalau  tanpa ingin di cap alay oleh pengikutnya.

Sasa, seorang mahasiswa berumur 20 tahun mengatakan, memiliki second account adalah untuk menjaga privasi dan membatasi audiens. Di akun utama, banyak pengikut sering kali terdiri dari teman lama atau bahkan orang yang baru dikenal. Ada rasa canggung ketika harus memposting foto atau video yang lebih personal di hadapan pengikut yang tidak begitu akrab. “Aku lebih suka posting di second account karena hanya orang-orang terdekat yang tahu. Kalau di akun utama, follower yang baru atau nggak begitu kenal mungkin nggak nyaman dengan apa yang aku bagikan.”.

Selain untuk privasi, second account juga berfungsi sebagai tempat “sambat” atau mengeluh.  Sambatan di media sosial sudah menjadi kebiasaan umum, tetapi tidak semua orang ingin mengeluh di hadapan pengikut yang luas. Banyak Gen Z memilih second account sebagai ruang untuk berbagi keluh kesah secara lebih intens dan jujur. “Di second account, aku bisa sambat tanpa merasa terhakimi. Aku tahu hanya orang-orang yang paham aku yang akan melihatnya, jadi lebih lega rasanya,” tambhanya.

Selain itu, Ana menyatakan bahwa ia memiliki second account sebagai arsip pribadi. Di sini, mereka menyimpan foto atau video yang mungkin tidak ingin mereka publikasikan secara luas tetapi tetap berharga untuk diabadikan.

Bagi sebagian orang, akun ini menjadi semacam album digital pribadi tanpa harus khawatir tentang jumlah “like” atau komentar. Ini juga memberikan kenyamanan, karena tidak ada tekanan untuk mengikuti estetika atau standar postingan akun utama. “Karena bekas bucin sama mantan, akhirnya sekarang aku pake arsip dokumentasi hidup, biar tetep ada kenang-kenangan fotonya,” katanya.

Claudia menjelaskan alasan lain mengapa ia memiliki second account. Ia merasa lebih bebas mengekspresikan kegalauan yang sering kali tidak layak untuk konsumsi publik di akun utama. Curhat panjang di InstaStory, membagikan lagu-lagu sedih, semua itu menjadi cara bagi Gen Z untuk melepaskan emosinya. “Ya khusus buat akun galau, karena galau di first akun memalukan dengan 900+ pengikut,” ujarnya.

Bagi mereka, second account bukan sekadar akun tambahan, tetapi pelarian dari tekanan sosial yang sering dihadapi di media sosial utama. Namun, penting untuk memahami dampak psikologis fenomena ini dan pengaruhnya terhadap interaksi Gen Z dengan dunia digital serta diri mereka sendiri.

Follow WhatsApp Channel gentra.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Diam-Diam Berpengaruh! Ini Ciri-Ciri Manusia Positive Vibes
Jangan Lengah! Barang-Barang di Rumah Juga Punya Tanggal Kedaluwarsa
Raih Kehidupan Bermakna: Inilah Strategi Menjalankan Gaya Hidup Minimalis di Bulan Ramadhan
Yuk, Kenalan dengan Metode 2-4-2 Biar Tubuh Tetap Fit saat Puasa
Puasa: Detox Alami untuk Tubuh, Bukan Sekadar Ibadah
7 Tips Jitu Tetap Bugar Saat Berpuasa
Solusi Cegah ISPA : Kesmas Unsil Sukses Luncurkan Program SAJABRICK
Sering Pakai Emoji? Ini Tanda Kecerdasan Emosionalmu Tinggi

Berita Terkait

Kamis, 13 Maret 2025 - 23:03 WIB

Diam-Diam Berpengaruh! Ini Ciri-Ciri Manusia Positive Vibes

Kamis, 13 Maret 2025 - 21:46 WIB

Jangan Lengah! Barang-Barang di Rumah Juga Punya Tanggal Kedaluwarsa

Selasa, 4 Maret 2025 - 21:27 WIB

Raih Kehidupan Bermakna: Inilah Strategi Menjalankan Gaya Hidup Minimalis di Bulan Ramadhan

Senin, 3 Maret 2025 - 22:41 WIB

Yuk, Kenalan dengan Metode 2-4-2 Biar Tubuh Tetap Fit saat Puasa

Senin, 3 Maret 2025 - 22:15 WIB

Puasa: Detox Alami untuk Tubuh, Bukan Sekadar Ibadah

Berita Terbaru

(foto: ilustrasi)

Artikel

Gen Z gampang Homesick? Yu, Simak Penjelasannya!

Minggu, 16 Mar 2025 - 22:34 WIB

Pelantikan IDE Indonesia dan peresmian Store of IDE di Auditorium Balai Kota Bandung (foto: gentra.id)

Berita

IDE Bandung Gelar Pelantikan, Simposium, dan Launching Store

Minggu, 16 Mar 2025 - 14:00 WIB