Tasikmalaya – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) secara resmi mencalonkan Hj. Ai Diantani sebagai calon bupati dalam Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada Kabupaten Tasikmalaya. Keputusan ini diambil setelah Dewan Pengurus Pusat (DPP) PDIP mengeluarkan Surat Keputusan (SK) sebagai bentuk dukungan resmi terhadap Hj. Ai Diantani.
Penunjukan ini terjadi setelah Mahkamah Konstitusi (MK) mendiskualifikasi Ade Sugianto dari pencalonan sebelumnya. MK menilai bahwa Ade telah menjabat sebagai Bupati Tasikmalaya selama dua periode penuh, sehingga tidak memenuhi syarat untuk kembali maju dalam Pilkada 2024.
Dengan keluarnya SK dari DPP PDIP, Hj. Ai Diantani kini resmi menjadi calon bupati yang akan bertarung dalam PSU Pilkada Kabupaten Tasikmalaya. Ia akan berpasangan dengan Iip Miftahul Paoz dan diusung oleh koalisi PDIP, PKB, serta NasDem.
PDIP Siap Bertarung di PSU Pilkada Kabupaten Tasikmalaya
Setelah SK DPP PDIP keluar, PDIP dan partai koalisinya langsung mengatur strategi untuk memenangkan Hj. Ai Diantani dalam PSU Pilkada mendatang. Sekretaris DPC PDIP Kabupaten Tasikmalaya, Aditya Ramdani, memastikan bahwa pasangan ini akan mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Minggu, 9 Maret 2025.
“Ya kang, SK sudah keluar. Rencananya akan daftar hari Minggu,” ungkap Aditya dalam pesan singkatnya.
Pasangan Hj. Ai Diantani dan Iip Miftahul Paoz akan bersaing dengan calon lainnya dalam PSU Pilkada yang dijadwalkan berlangsung dalam waktu dekat.
Keputusan ini disambut dengan berbagai respons dari masyarakat Kabupaten Tasikmalaya. Sebagian besar pendukung PDIP menganggap bahwa Hj. Ai Diantani adalah sosok yang tepat untuk meneruskan kepemimpinan suaminya. Namun, tidak sedikit pula yang mempertanyakan apakah pencalonan ini hanya sekadar kelanjutan dari dinasti politik yang sudah ada.
Profil Hj. Ai Diantani: Politisi Berpengalaman di Kabupaten Tasikmalaya
Hj. Ai Diantani bukan sosok baru di dunia politik Kabupaten Tasikmalaya. Sebelum dicalonkan sebagai bupati, ia telah aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan politik. Ia dikenal sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Tasikmalaya serta pernah menjabat sebagai anggota DPRD Kabupaten Tasikmalaya selama dua periode, yakni pada 2019–2024 dan 2024–2029.
Lahir di Singaparna pada 23 Desember 1974, Hj. Ai Diantani memiliki latar belakang pendidikan yang kuat di bidang hukum. Ia menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Hukum Galunggung (STHG) Tasikmalaya dan meraih gelar Sarjana Hukum pada tahun 2013. Dengan bekal akademik dan pengalaman politiknya, ia dianggap mampu membawa perubahan bagi Kabupaten Tasikmalaya.
Selain itu, kiprahnya dalam berbagai program sosial dan pembangunan daerah membuat namanya semakin dikenal oleh masyarakat. Sebagai Ketua PKK, ia aktif dalam berbagai program pemberdayaan perempuan dan kesejahteraan keluarga. Hal ini menjadi modal penting baginya untuk menarik dukungan dari berbagai elemen masyarakat, terutama kalangan perempuan dan ibu rumah tangga.
Dinamika Politik Kabupaten Tasikmalaya Menjelang PSU Pilkada
PSU Pilkada Kabupaten Tasikmalaya menjadi momen penting bagi berbagai pihak, terutama bagi PDIP yang ingin mempertahankan dominasinya di daerah ini. Pencalonan Hj. Ai Diantani diharapkan dapat menjaga kontinuitas program yang telah dijalankan oleh Ade Sugianto selama menjabat sebagai bupati.
Namun, situasi politik di Kabupaten Tasikmalaya semakin dinamis dengan munculnya calon-calon lain yang siap bertarung dalam PSU Pilkada. Beberapa pihak menilai bahwa pertarungan kali ini akan berlangsung lebih ketat dibandingkan pilkada sebelumnya.
Di sisi lain, partai-partai oposisi juga tengah bersiap untuk mengusung calon yang dapat menjadi lawan sepadan bagi pasangan Hj. Ai Diantani dan Iip Miftahul Paoz. Oleh karena itu, strategi kampanye yang tepat akan menjadi faktor penentu kemenangan dalam PSU Pilkada ini.
Tantangan yang Harus Dihadapi Hj. Ai Diantani
Sebagai calon bupati, Hj. Ai Diantani menghadapi sejumlah tantangan yang tidak bisa dianggap remeh. Salah satu tantangan utamanya adalah membangun citra sebagai pemimpin yang mandiri dan bukan sekadar penerus dari dinasti politik suaminya.
Selain itu, ia juga harus meyakinkan masyarakat bahwa dirinya memiliki visi dan misi yang jelas untuk membawa Kabupaten Tasikmalaya ke arah yang lebih baik. Program-program yang inovatif dan solusi konkret terhadap berbagai permasalahan daerah menjadi kunci utama dalam kampanyenya.
Tak hanya itu, kompetisi yang ketat dengan calon lain juga menjadi tantangan tersendiri. Dengan adanya PSU, masyarakat memiliki kesempatan untuk menilai kembali calon yang benar-benar layak memimpin daerah mereka. Oleh karena itu, strategi komunikasi yang efektif dan pendekatan yang lebih dekat dengan masyarakat menjadi hal yang krusial dalam memenangkan suara.
Dengan keluarnya SK DPP PDIP, Hj. Ai Diantani resmi maju sebagai calon bupati dalam PSU Pilkada Kabupaten Tasikmalaya. Berbekal pengalaman politik dan dukungan partai koalisi, ia siap menghadapi pertarungan sengit dalam pilkada mendatang.
Namun, perjalanan menuju kemenangan tidaklah mudah. Ia harus membuktikan kepada masyarakat bahwa dirinya adalah pemimpin yang memiliki visi dan misi jelas, serta mampu membawa Kabupaten Tasikmalaya ke arah yang lebih baik.
PSU Pilkada Kabupaten Tasikmalaya kali ini akan menjadi panggung bagi para calon untuk menunjukkan kapasitas dan komitmen mereka dalam membangun daerah. Dengan berbagai dinamika yang ada, hasil akhirnya masih sulit diprediksi. Masyarakat Kabupaten Tasikmalaya kini menanti siapa yang akan menjadi pemimpin baru mereka.