Gentra.id – Seren Taun 22 Rayagung 1957 Saka Sunda resmi digelar selama tujuh hari pada tanggal 24 sampai dengan 29 juni 2024, dengan tema “Menggali Nilai Budaya Bangsa Melalui Tradisi Wayang”. Ribuan warga beramai-ramai memadati area Paseban di Desa Cigugur, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan.
Dalam sambutannya, Pj Bupati Kuningan Raden Iip Hidayat, menyebutkan bahwa Upacara adat seren taun merupakan ikon penting yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda tingkat Provinsi Jawa Barat.
“Kita tahu, bahwa seren taun merupakan upacara adat tahunan yang telah memiliki pengakuan baik secara nasional maupun internasional. Hal ini terbukti dengan telah ditetapkannya Upacara adat seren tahun sebagai warisan budaya tak benda (wbtb) tingkat Provinsi Jawa Barat” Ujar Iip.
Apa itu Upacara Seren Taun?
Upacara Seren Taun sendiri merupakan ungkapan syukur masyarakat sunda atas suka duka yang mereka alami terutama di bidang pertanian selama setahun yang telah berlalu dan tahun yang akan datang. Seren Taun ini dilaksanakan setiap tanggal 22 Bulan Rayagung sebagai bulan terkahir dalam perhitungan kalender sunda.
Pengurus Adat Karuhun Urang (AKUR) Sunda Wiwitan, Dewi Kanti menjelaskan tujuan digelarnya kegiatan seren taun ini yaitu sebagai puncak ekspresi masyarakat akur sunda wiwitan dari hasil panen yang di peroleh dengan mengangkat tema merawat meruat pusaka budaya nusantara melalui tradisi wayang.
“Seren Taun ini merupakan satu rangkaian kegiatan besar dari bagi masyarakat akur Sunda Wiwitan di mana ini merupakan puncak dari ekspresi syukur masyarakat di tatar sunda yang dilaksanakan setiap bulan ke-12 tepatnya bulan Raya Agung tanggal 18 hingga 22. Pada tahun ini kami melaksanakan kegiatan Seran tahun dengan tema merawat dan meruat pusaka budaya nusantara melalui tradisi wayang gitu ya , kami menampilkan koleksi-koleksi wayang yang diwariskan oleh leluhur kami,” ucap Dewi.
Selain itu, Dewi Kanti juga menambahkan kegiatan ini juga menjadi ajang silaturahmi karena dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat serta menjadi sumber pengetahuan tentang salah satu ikon warisan budaya adat sunda bagi masyarakat indonesia dan dunia.
“Buat kami kegiatan ini tidak hanya untuk bisa kami nikmati atau miliki tetapi ini bisa menjadi sumber pengetahuan bagi masyarakat bagi Indonesia dan bagi dunia. Pertemuan ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat dan pemerintah baik tingkat provinsi kabupaten berbagai agama etnis dan kepercayaan menjadikan ajang silaturahmi seluruh elemen masyarakat yang hadir untuk melihat perayaan seren taunn tersebut,” tambah Dewi yang juga menjabat sebagai Komisioner Komnas Perempuan.
Rangakaian Acara Seren Taun Cigugur 2024
Puncak acara adat seren taun dimulai dengan penampilan tari Jamparing Apsari, yang memiliki makna sebagai pengetuk hati nurani , pemanah cinta kasih yang diarahkan ke jantung hati. Kemudian dilanjutkan pertunujukan tari Puragabaya Gebang yang memiliki pemahaman akan kesadaran kodrat sebagai manusia, lalu dilanjut dengan tari Maung Lugay yang memiliki filosofis kelincahan dan keperkasaan harimau dalam menjaga lingkungan.
Selanjutnya, ada pertunjukan yang biasa dilakukan untuk mengiringi ritual bercocok-tanam padi atau yang biasa disebut sebagai ‘Kanekes. Tradisi Angklung Kanekes sediri berasal dari masyarakat baduy, daerah Banten. Dilanjut dengan pertunjukan Angklung Buncis dan pertunjukan tari Buyung yang berarti ‘di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung’.
Selepas itu terdapat helaran memeron, merupakan pagelaran patung-patung simbolik yang diarak dengan beberapa binatang seperti burung garuda, harimau, naga, kuda, dan ikan dewa. Lalu prosesi Ngajayak, merupakan upacara dimana masyarakat melakukan arak-arakan dari berbagai sudut jalan menuju ke gedung cagar budaya Paseban Tri Panca Tunggal dengan membawa semua hasil panen yang terdiri dari padi, biji-bijian , buah-buahan, dan hasil pertanian lainnya.
Rangkaian puncak acara seren taun ditutup dengan prosesi penumbukan padi yang dilakukan oleh seluruh tamu undangan dan warga sekitar menggunakan halu dan lesung. Partisipasi warga dalam memeriahkan Upacara Seren Taun ini tidak hanya dilakukan oleh warga kuningan saja, namun juga partisipasi dari warga Cirebon, Ciamis, Tasik, Garut, dan lain-lain.