Gentra.id – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menjadi sorotan publik. Belakangan, perbincangan warganet di media sosial semakin ramai membicarakan transparansi penyelenggaraan program, khususnya terkait dapur MBG, serta akuntabilitas Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
Berdasarkan riset percakapan digital yang dihimpun Gentra Data, menemukan bahwa kata “MBG”, “DPRD”, dan “dapur” menjadi istilah yang paling banyak muncul. Menurut peneliti Gentra Data, Yuldan Nur Addinsyah, temuan ini menunjukkan fokus perhatian masyarakat lebih banyak tertuju pada mekanisme pelaksanaan dan pertanggungjawaban program tersebut.
“Diskusi publik terbagi dua arah. Ada kritik keras terhadap transparansi, tetapi ada juga dukungan dengan harapan MBG bisa menjadi program berkelanjutan yang mendidik generasi muda dalam hal karakter dan kebersamaan,” ujar Yuldan selaku Divisi Riset Gentra Data, Jumat, (3/10/2025).
Hasil analisis sentimen juga memperlihatkan kecenderungan publik yang dominan kritis. Sebanyak 57,9 persen percakapan bernada negatif, terutama menyangkut isu transparansi dan dugaan kepentingan politik.
Sementara itu, 23,9 persen bersifat netral, berupa diskusi maupun tanya-jawab. Adapun yang bernada positif hanya 18,1 persen, sebagian besar berupa dukungan agar program MBG tidak berhenti pada aspek makan gratis semata, melainkan juga menanamkan nilai etika, karakter, dan adab bagi generasi muda.
Polemik seputar MBG diperkirakan masih akan terus bergulir. Publik kini menanti penjelasan resmi dari pihak terkait, agar isu ini tidak hanya berakhir sebagai kontroversi, tetapi juga dapat menjadi momentum memperkuat nilai kebaikan dari program.