Gentra.id – Dewan Pimpinan Cabang Badan Persaudaraan Antariman (DPC Berani) Tasikmalaya meminta orang muda atau pemilih pemula untuk tidak memilih pemimpin yang punya rekam jejak intoleran dan menonjolkan politik identitas sebagai alat kampanye.
Ia mendorong memilih pemimpin berdasarkan gagasan.
Ketua DPC Berani Tasikmalaya, Andi Ibnu Hadi meminta agar masyarakat mencermati semua pasangan calon yang ada dan lihat rekam jejaknya. Apakah paslon itu orang yang punya komitmen untuk menjaga kebhinnekaan atau tidak.
“Jangan memilih pemimpin yang dekat dengan kelompok intoleran, karena kedekatan itu mencerminkan sikap dan nilai yang tidak sejalan dengan prinsip keadilan dan kesetaraan. Pemimpin yang demikian akan sulit membangun masyarakat yang inklusif dan menghormati perbedaan,” kata Andi, Rabu, (28/08/2024).
Andi mengingatkan, untuk memilih pemimpin yang mengedepankan toleransi dan kebhinnekaan. Di tengah banyaknya kandidat yang berkompetisi, isu tentang intoleransi menjadi perhatian serius bagi banyak pihak, termasuk organisasi masyarakat sipil, tokoh agama, dan berbagai kalangan akademisi.
“Perlu diingat, menggunakan sentimen SARA untuk meraih simpati dan suara, hal tersebut justru merusak sendi-sendi persatuan dan kesatuan bangsa,” ujarnya.
Berdasarkan riset dari Setara Institute, Tasikmalaya mengalami kemerosotan dalam Indeks Kota Toleran (IKT), hal ini disebabkan karena berbagai peristiwa intoleransi terjadi di kota dengan julukan kota santri ini.
Pada IKT 2022, Tasikmalaya berada di posisi 57 dengan skor 4.910. Sementara pada IKT 2023, peringkat Tasikmalaya turun ke urutan 61 dengan skor 4.820.