Gentra.id– Dalam rangka memperingati Haul ke-15 KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), komunitas Gusdurian Tasikmalaya menggelar acara yang mengangkat isu ekologi dan pendidikan inklusif sebagai fokus utama. Koordinator Gusdurian Tasikmalaya, Zainda Usmana Aulia, M.Pd, menyampaikan pesan kuat kepada pemerintah untuk lebih memperhatikan kedua aspek tersebut.
“Warisan pemikiran dan perjuangan Gus Dur dalam menjaga keberagaman dan keadilan sosial harus terus kita lanjutkan. Termasuk di dalamnya perhatian terhadap isu ekologi dan pendidikan inklusif yang masih menjadi tantangan besar,” ungkap Zainda dalam sambutannya.
Zainda menekankan bahwa pemerintah perlu mengambil peran lebih aktif dalam menangani permasalahan lingkungan. Sera memastikan akses pendidikan yang setara bagi semua kalangan masyarakat.
“Gus Dur selalu mengajarkan kita untuk memperhatikan kelompok-kelompok marginal. Pendidikan inklusif adalah salah satu cara konkret untuk mewujudkan keadilan sosial yang beliau perjuangkan,” tambahnya.
Dalam acara tersebut, Gusdurian Tasikmalaya juga mengajak berbagai elemen masyarakat untuk berkolaborasi. Tentunya dalam upaya pelestarian lingkungan dan pengembangan sistem pendidikan yang lebih inklusif.
“Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga seluruh elemen masyarakat. Dengan ini mari kita bersama-sama meneruskan nilai-nilai yang diperjuangkan Gus Dur,” tutup Zainda.
Berbagai kalangan masyarakat, termasuk tokoh agama, aktivis lingkungan, dan pegiat pendidikan di Tasikmalaya, menghadiri Haul Gus Dur ke-15. Acara ini menjadi momentum untuk mengingatkan kembali warisan pemikiran dan perjuangan Gus Dur. Juga sekaligus mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap isu-isu sosial dan lingkungan.
Terakhir, panitia mengadakan malam apresiasi dan memberikan penghargaan kepada tokoh-tokoh di Tasikmalaya.
1. H. E. Koswara, S.IP (Tokoh Penggerak Lingkungan)
2. Diwan Masnawi, M.Fil (Tokoh Penggerak Lingkungan dan Founder Lingkungan)
3. Muhammad Najmi Al-Haramain, S.H (Tokoh Penggerak Lingkungan dan Founder Pesangreen)
4. Usama Ahmad Rizal (Tokoh Penggerak Toleransi)
5. Nandang Taryana, S.Pd (Tokoh Penggerak Pendidikan Inklusif)