Iming-iming Kaya Instan: Bahaya Laten Judi Online

Kamis, 7 November 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

(foto: istimewa)

i

(foto: istimewa)

Gentra.id– Fenomena yang awalnya dianggap sebagai hiburan, kini mulai membentuk pola kecanduan baru yang dikenal sebagai judol (judi online). Praktik ini semakin populer di berbagai kalangan, mulai dari remaja hingga dewasa. Permainan judi daring seperti slot, poker, hingga taruhan olahraga, peluang terjebak dalam dunia judi online semakin terbuka lebar.

Judi online memang tampak menggiurkan. Hanya berbekal ponsel dan akses internet, mereka bisa mencoba tanpa harus pergi ke kasino atau tempat perjudian konvensional. Banyak platform menyediakan permainan gratis di awal untuk menarik pengguna, dengan iming-iming hadiah dan bonus jika melakukan deposit selanjutnya. Begitu seseorang mulai menang, ada godaan besar untuk terus bermain, mengandalkan keberuntungan sebagai jalan pintas untuk memperoleh keuntungan.

Apa itu Judol (Judi Online)

Sejak abad ke-9, China memperkenalkan perjudian dengan permainan kartu. Seiring berjalannya waktu, perkembangan zaman dan teknologi mengatur serta mengorganisir perjudian, yang akhirnya bisa dilakukan secara online.

Pengertian judi online adalah permainan yang dilakukan menggunakan uang sebagai taruhan. Ketentuan permainan serta jumlah taruhan yang ditentukan oleh pelaku perjudian online serta menggunakan media elektronik dengan akses internet sebagai perantara.

Fenomena judi online memang menawarkan hiburan yang terlihat menyenangkan. Namun di balik itu semua, ada konsekuensi besar yang bisa berdampak pada finansial, mental, dan kehidupan sosial.

Data Pengguna Judi Online di Indonesia 

Indonesia sedang menghadapi tantangan serius terkait perjudian online. Menariknya berbagai kelompok usia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Podcast JUMATAN (Jumpa PPATK Pekanan) edisi 26 Juli 2024 mengungkapkan bahwa 4 juta orang di Indonesia tercatat sebagai pemain judi online. Lebih mencengangkan lagi, para pemain ini mencakup kelompok usia yang sangat luas, termasuk anak-anak di bawah 10 tahun.

Baca Juga :  Wilayah dengan Pengeluaran Per Kapita Tertinggi di Priangan Timur

Woro Srihastuti Sulistyaningrum, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda. Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), membagikan data demografi yang menunjukkan 2% dari 80 ribu anak dari total pemain judi online. Terlibat dalam perjudian online di bawah usia 10 tahun. Kelompok usia 10 hingga 20 tahun mencatat jumlah pemain sebesar 11%, atau sekitar 440.000 orang. Di kalangan dewasa muda, yakni usia 21 hingga 30 tahun, tercatat 13% pemain atau sekitar 520.000 orang.

Mayoritas pemain judi online berada dalam rentang usia 30 hingga 50 tahun. Mencakup 40% dari total pemain atau sekitar 1,64 juta orang. Sementara itu, pemain berusia di atas 50 tahun juga tidak sedikit, mencapai 34% dari keseluruhan pemain dengan jumlah sekitar 1,35 juta orang.

OJK Tasikmalaya ungkap data pengguna judi online di wilayah Priangan Timur

Selain di Indonesia, wilayah priangan timur juga turut menjadi sorotan dalam upaya pemberantasan judi online, dengan sejumlah rekening dan Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang terdeteksi terkait aktivitas ini. Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Tasikmalaya, Melati Usman, mengungkapkan adanya sekitar 60 NIK dan 67 rekening yang terafiliasi dengan perjudian online di wilayah tersebut.

Di antara wilayah yang teridentifikasi, Kabupaten Sumedang mencatat jumlah tertinggi dengan 15 rekening dan 14 NIK yang terhubung dengan aktivitas judi online. Kota Tasikmalaya mencatatkan 14 rekening dan 13 NIK, sementara Kabupaten Ciamis mengikuti dengan 13 rekening dan 12 NIK. Kabupaten Tasikmalaya juga tidak luput dari perhatian, dengan 9 rekening dan 9 NIK terdeteksi. Hingga saat ini, belum ada rekening maupun NIK yang terlibat dalam aktivitas perjudian online di Kota Banjar dan Pangandaran.

Baca Juga :  Selayang Pandang Desa Sundawenang

Fenomena ini menyoroti betapa luasnya sebaran usia pemain judi online di Indonesia, menunjukkan bahwa perjudian online telah menjangkau berbagai lapisan masyarakat tanpa memandang usia. Angka-angka ini menggarisbawahi urgensi pengawasan dan edukasi bagi masyarakat agar lebih sadar akan bahaya yang mengintai dari kegiatan perjudian online, khususnya bagi generasi muda yang rentan terhadap pengaruh negatif.

Kenali Dampak Judi Online

Dampak judi online ini tidak hanya menyerang aspek finansial, tetapi juga kesehatan mental dan fisik para pemain.  Para pecandu judi cenderung merasa marah dan tertekan, mengalami gangguan tidur, bahkan hingga depresi.

Kehilangan finansial yang besar juga mendorong sebagian orang untuk mencari jalan pintas yang berbahaya. Tak jarang, mereka yang terjebak dalam jeratan judi online merasa terdorong untuk melakukan tindakan kriminal demi mendapatkan uang untuk bertaruh kembali.

Bahaya lainnya yang sering luput dari perhatian adalah keamanan data pribadi pemain judi online. Banyak situs perjudian online yang rentan terhadap malware dan virus, yang tak hanya membahayakan perangkat tetapi juga mengancam kerahasiaan data pribadi. Data seperti nomor rekening, tanggal lahir, dan nama lengkap sering kali menjadi incaran pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, yang bisa menyalahgunakannya untuk tindak kejahatan lebih lanjut.

Follow WhatsApp Channel gentra.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Selayang Pandang Desa Sundawenang
Pahlawan Kota Tasik: Menghormati Jasa dan Perjuangan Tokoh-Tokoh Legendaris
Gebyar Literasi: Penmas Unsil Dorong Minat Baca Anak Lewat Kegiatan Edukatif
Analisis Debat Pertama Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Tasikmalaya
Teater Dongkrak Tasikmalaya Raih Kejuaraan Festival Drama Basa Sunda
Komunitas Clean The City Beraksi Bersihkan Sampah di Tasikmalaya Oktober Festival
Ribuan Pengunjung Ramaikan Karnaval TOF, 230 Relawan Siap Lakukan Aksi Bersih-Bersih
Gentra.id Gandeng MAN 1 Tasikmalaya Sebagai Sekolah Pertama dalam Program Sekolah Jurnalistik

Berita Terkait

Rabu, 15 Januari 2025 - 11:00 WIB

Selayang Pandang Desa Sundawenang

Senin, 11 November 2024 - 21:11 WIB

Pahlawan Kota Tasik: Menghormati Jasa dan Perjuangan Tokoh-Tokoh Legendaris

Kamis, 7 November 2024 - 23:16 WIB

Iming-iming Kaya Instan: Bahaya Laten Judi Online

Jumat, 1 November 2024 - 00:00 WIB

Gebyar Literasi: Penmas Unsil Dorong Minat Baca Anak Lewat Kegiatan Edukatif

Kamis, 31 Oktober 2024 - 23:08 WIB

Analisis Debat Pertama Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Tasikmalaya

Berita Terbaru

Kantor Kepala Desa Sundawenang (foto: Tia/Gentra.id)

Data

Selayang Pandang Desa Sundawenang

Rabu, 15 Jan 2025 - 11:00 WIB

Penggunaan emoji saat chattingan mempengaruhi tingkat kecerdasan emosional. (foto:istimewa)

Gaya Hidup

Sering Pakai Emoji? Ini Tanda Kecerdasan Emosionalmu Tinggi

Minggu, 29 Des 2024 - 23:41 WIB