Gentra.id – Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Tasikmalaya melakukan aksi demonstrasi terkait kekecewaan mereka terhadap kepemimpinan Presiden Jokowi. Aksi ini dilakukan di Jln Cineam, KabupatenTasikmalaya pada Kamis, (29/08/2024)
Kedatangan Jokowi ke Tasikmalaya untuk meresmikan bendungan keris di Desa Ancol, Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis 29 Agustus 2024.
Dalam aksi tersebut , terdapat delapan tuntutan yang mereka layangkan. Tuntutan yang pertama yaitu Mengutuk dengan tegas segala usaha yang merusak semangat dan esensi reformasi, serta mela segala upaya yang meruntuhkan demokrasi.
Kedua, menuntut Jokowi untuk tidak mengkhianati demokrasi demi kepentingan keluarga dan kelompoknya. Ketiga, menuntut Jokowi untuk melakukan pemerataan Infrastruktur Karena berpengaruh terhadap ekonomi.
Ke empat, cabut seluruh kebijakan kontroversi selama priode kepemimpinan Jokowi. Ke lima, Menuntut Jokowi untuk mewujudkan Birokrasi yang Netral dan Bersih. Ke enam, Kawal Putusan Mahkamah Konstitusi (MK). Ke tujuh, Perbaiki Kesejahteraan Ekonomi Rakyat dan terakhir Perbaiki Sistem Pendidikan yang cacat sehingga menghasilkan SDM yang tidak memadai.
Koordinator aksi, Agus Salim mengungkapkan latar belakang adanya aksi ini sebagai bentuk kekecewaan terhadap kepemimpinan Presiden Jokowi dan menjadi salah satu momentum karena presiden Jokowi hadir di Tasikmalaya.
“Atas dasar kekecewaan kita terhadap kepemimpinan Jokowi dan ini adalah salah satu momentum karena beberapa kali kita melakukan aksi di istana itu tidak bisa bertemu. Dan hari ini Jokowi datang kesini dan kita akan menemuinya, cuman lagi-lagi aparat keamanan itu dikerahkan untuk menghalau kita”. Ucapnya
Agus mengatakan salah satu tuntutan aksi kali ini yaitu perbaikan demokrasi yang telah di cabik-cabik oleh Presiden Jokowi serta mengharamkan adanya politik dinasti.
“ Salah satu tuntutan yang kita lakukan yaitu perbaikan demokrasi. Karena demokrasi kita hari ini sudah dicabik-cabik oleh Presiden Jokowi. Kita menolak secara keras, dengan tegas bahwasanya politik dinasti itu haram dan tidak boleh dilakukan”. Ujarnya.
Terkait hasil hari ini, agus mengatakan bahwa mereka tidak dapat bertemu secara langsung dengan bapak Presiden Jokowi namun malah dihadapkan dengan pihak keamanan yang nantinya akan bertanggungjawab untuk menyampaikan segala aspirasi yang telah disampaikan hari ini.
“Hari ini kita tidak dapat bertemu langsung dengan bapak Presiden Jokowi dan kita dihadapkan dengan pihak keamanan yang dipimpin oleh Wakil Direktur Kastrad lantas dan juga Kapolres Tasikmalaya Kota yang juga bertanggungjawab atas keamanan ini untuk menyampaikan apa yang kita sampaikan hari ini”. Katanya.
Terkahir, agus menegaskan bahwa mereka akan terus mengawal apa yang telah disampaikan kepada bapak Kapolres Tasikmalaya Kota.
“Akan terus kita kawal dan akan kita pastikan bahwa apa yang kita sampaikan hari ini tersampaikan kepada bapak Presiden”.