Gentra.id-Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Tasikmalaya menyelenggarakan Debat Publik Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Tasikmalaya. Debat ini dilaksanakan pada Senin, (14/4/ 2025), setelah Mahkamah Konstitusi mengeluarkan putusannya. KPU menggelar debat tersebut di Ballroom Hotel Alhambra mulai pukul 19.30 hingga 22.00 WIB. Dengan mengusung tema “Sumber Daya Manusia Unggul, Desa Makmur”.
Tiga paslon bupati dan wakil bupati tampil untuk memaparkan visi, misi, serta gagasan mereka dalam membangun Kabupaten Tasikmalaya ke depan. Mereka adalah pasangan nomor urut 1 Iwan Saputra dan Dede Musket. Pasangan nomor urut 2 Cecep Nurul Yakin dan Asep Sopari Al-Ayubi. Serta pasangan nomor urut 3 Ai Diantani Ade Sugiatno dan Iip Miftahul Paoz.
KPU menghadirkan debat ini sebagai wadah bagi masyarakat untuk menilai langsung kapabilitas dan komitmen para kandidat. Khususnya terkait peningkatan kualitas sumber daya manusia serta pembangunan desa yang merata dan berkeadilan.
Kata yang Paling Sering di Ucapkan Ketiga Kandidat
Selama debat berlangsung, para kandidat tidak hanya menyampaikan visi dan misi. Tetapi juga memperlihatkan gaya komunikasi dan fokus isu yang berbeda-beda. Data statistik menunjukkan bahwa Iwan Saputra tampil paling dominan dengan durasi bicara mencapai 22 menit 57 detik. Dengan penguasaan debat sebesar 97 persen. Ia paling sering menyebut kata “Tasikmalaya” (24 kali). Serta fokus pada isu kualitas, masyarakat, dan peningkatan mutu, yang mencerminkan perhatiannya terhadap pengembangan SDM dan daerah.
Cecep Nurul Yakin mencatat durasi bicara selama 17 menit 9 detik dengan tingkat penguasaan 72 persen. Ia menekankan pengembangan desa dengan menyebut kata “desa” sebanyak 22 kali, diikuti oleh kata “potensi” dan “strategi”. Hal ini menunjukkan pendekatan pembangunan berbasis wilayah perdesaan.
Sementara itu, Ai Diantani memilih untuk menyoroti isu-isu sosial dan inklusif. Ia berbicara selama 8 menit 37 detik dengan penguasaan debat 40 persen. Ia kerap menyebut “Tasikmalaya” (10 kali), namun juga menekankan isu perempuan, program, dan pembangunan berkelanjutan.
Cecep mencatat 2.017 kata, Iwan 1.981 kata, dan Ai 717 kata, menandakan intensitas penyampaian gagasan yang berbeda.
Durasi Bicara Ketiga Kandidat
Pasangan Iwan Saputra dan Dede Musket Aly menunjukkan dominasi mutlak dari sisi calon bupati. Iwan mendominasi hampir seluruh segmen debat, sementara Dede hanya berbicara selama 38 detik. Sebaliknya, pasangan Cecep dan Asep tampil lebih seimbang. Cecep berbicara 17 menit 9 detik dan Asep 6 menit 32 detik.
Pasangan Ai dan Iip justru menunjukkan pola sebaliknya. Iip berbicara lebih lama selama 12 menit 56 detik, sementara Ai hanya berbicara selama 8 menit 37 detik. Hal ini menandakan peran komunikasi lebih besar dari sang wakil.
Pada sesi pemaparan visi misi, seluruh kandidat menyampaikan pandangannya dengan durasi bervariasi. Iwan dan Ai masing-masing bicara sekitar 3 menit, sedangkan Cecep dan Asep berbagi porsi secara merata. Dalam sesi tanya jawab maupun tanggapan antar kandidat, Iwan dan Cecep tetap menjadi yang paling aktif.
Durasi dan gaya komunikasi ini menggambarkan strategi masing-masing pasangan. Apakah dominasi satu suara lebih meyakinkan, atau apakah sinergi pasangan yang seimbang akan lebih menjanjikan? Mereka akan menentukan jawabannya pada hari pemungutan suara ulang yang akan datang.