Gentra.id– Menurut data Sensus Penduduk 2020, sebanyak 28,20 persen dari 716.155 jiwa penduduk Kota Tasikmalaya berasal dari Generasi Z. Namun, banyak di antara mereka menghadapi kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan.
Fenomena ini sejalan dengan data Badan Pusat Statistik (BPS), yang mencatat 9,9 juta Gen Z di Indonesia dalam rentang usia 15 hingga 24 tahun tidak bekerja. Bahkan, hasil Sakernas Agustus 2023 menunjukkan 22,25 persen dari 44,7 juta anak muda di kategori Gen Z masuk dalam kelompok not in employment, education, and training (NEET), yang berarti mereka tidak bekerja, tidak sekolah, dan tidak mengikuti pelatihan.
Gen Z lahir di era revolusi digital yang pesat, menghadapi ancaman perubahan iklim. Serta dampak pandemi Covid-19, dengan tekanan finansial yang tinggi. Kondisi ini membuat mereka harus beradaptasi dengan dinamika dunia kerja yang semakin kompetitif.
Penurunan Angka Pengangguran di Kota Tasikmalaya
Namun, tingkat pengangguran terbuka di Kota Tasikmalaya mengalami penurunan pada tahun 2024. Berdasarkan data terbaru Badan Pusat Statistik, angka pengangguran terbuka turun dari 6,55 persen pada tahun 2023 menjadi 6,49 persen pada tahun 2024.
Penurunan ini menunjukkan adanya peningkatan kesempatan kerja bagi masyarakat, baik melalui penciptaan lapangan pekerjaan baru maupun peningkatan aktivitas ekonomi. Pemerintah dan berbagai pihak terkait terus berupaya mengurangi angka pengangguran dengan berbagai program pemberdayaan tenaga kerja serta pelatihan keterampilan.
Tingkat pengangguran terbuka mencerminkan jumlah penduduk usia kerja yang aktif mencari pekerjaan. Sedang mempersiapkan usaha, atau dalam kondisi tertentu tidak dapat mencari pekerjaan. Data ini menjadi salah satu indikator penting dalam menilai kondisi ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di Kota Tasikmalaya.
Pemerintah Kota Tasikmalaya perlu mengambil langkah strategis untuk mengatasi persoalan ini. Pemerintah harus memprioritaskan penyediaan lapangan kerja yang sesuai dengan karakteristik Gen Z sebagai solusi. Selain itu, program pelatihan dan pendidikan vokasi yang berbasis teknologi. Serta kewirausahaan dapat menjadi langkah efektif untuk meningkatkan daya saing mereka di dunia kerja.